Rabu, 28 Maret 2012

MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI

1.1              LATAR BELAKANG
Perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda terjadi hampir di seluruh Wilayah Republik Indonesia. Tekanan dan penindasan yang dilakukan secara sewenang – wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan berbagai pemberontakan di berbagai wilayah kerajaan maupun kesultanan yang berada dibawah kekuasan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat “devide et impera “ yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga Raja dengan Raja, Raja dengan Rakyat, dan Rakyat dengan Rakyat.

Pulau Bali merupakan salah satu baris perjuangan melawan belanda, antara lain yang tekenal adalah Perang Jagaraga tahun 1848 – 1849 di buleleng, Perang Kusamba  tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banajar tahun 1968, Perang Puputan Bandung tahun 1906 yang dilancarakan oleh raja bandung,Puputan Klungkung tahun 1908 dan juga Perang Puputan Margarana di desa Marga Tabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta Laskar Ciung Wanara yang telah melakukan perang habis – habisan ( puputan ) melawan belanda pada Tahun 1946.

Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat bali, sehingga untuk mengenang jasa – jasanya didirikannya monument, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya.Pemebiran penghargaan jasa beliau tersebut semata – mata karena beliau telah memberikan teladan kepada generasi muda dalam perjuangaan membela kemerdekaan yang dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monument agung yang berlokasi di area Niti Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen  Perjuangan Rakyat Bali.

Apa yang disajikan di dalam monument ini, adalah mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai – nilai patriotik yang ditunjukan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa pernah mengharap balas jasa.

Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen  Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang generasi muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar . Beliau berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada than 1981 dengan menyisihkan para arsitek senionya yang ada diBali.

Setelah dilakukan penyempurnaan rancangan pada gambar, pada bulan Agustus 1988 melalu anggaran Pemerintah Daerah Propinsi Bali dilakukan peletakan batu pertama, sebagi tanda dimulainya  pembangunan monument. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi diaprisiasi uang Rupiah 1997, akhirnya monument ini dapat diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembangunan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama  yang menggambarakan sejarah orang bali dari masa kemasa. Selain diorama juga dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monument ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.

Pada tanggal 14 Juni 2003, bersamaan dengan pembukaan pesta kesenian bali ke 25 tahun 2003, Presiden RI Megawati Soekarno Putri telah berkenan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat  itu monument dapat di kunjungi oleh masyarakat umum. Hanya bangsa yang besar yang menghargai sejarah bangsanya “ serta “ JASMERAH “ ( JAngan Sekali – kali MElupakan sejaRAH ), itulah sepenggal kalimat singkat yang diucapkan oleh Presiden Pertama RI yaitu Ir.Soekarno. Sebuah kalimat yang penuh makna serta luas pengertiannya. Kalimat  tersebut bila diuraikan  salah satu butirnya adalah memberikan isyarat terpenting bagi generasi muda dengan segala aspek kemajuan yang diperolehnya tidak terlepas dari pondasi yang dibuat oleh generasi pendahulu. Artinya pula bahwa ada ikatan batin dan tanggung jawab moral yang harus tetap dilanjutkan oleh bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan.


1.2              Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Bali adalah untuk merekontruksi kembali peristiwa – peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi di Bali, sehingga apa yang tersirat didalamnya lebih mudah di apresiaiakan oleh generasi muda.

Tujuannya adalah untuk mengabadikan jiwa perjuangan Rakyat Bali dari masa ke masa dan mewariskan semangat patriotisme dalam wujud rela berkorban, Cinta tanah air, Cinta persatuan, dan kesatuan, cinta perdamaiana kebersamaan kepada generasi penerus bangsa dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


1.3              Dasar Falsafah

Monumen perjuangan Rakyat Bali merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambing Purusa ( pria ), sedangkan Yoni adalah Lambang Pradana ( wanita ). Pertemuan antara dua unsure tersebut merupakan symbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain Falsafah Lingga – Yoni. Monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah pemutaran Mandara Giri (gunung Mandara )di Ksirarnawa ( Laut Susu ). Kisah ini bersumer dari kitab Adi Purwa Yaitu Parwa pertama dari Epos Mahabarata. Diceritakan bahwa para Dewa dan Daitya / Raksasa mencari Tirta Amertha ( air kehidupan abadi ) dengan jalan memutas Gunung Mandara di Ksirarnawa.
Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara ( Mandara Giri ) diatur sebagi berikut ;
-         Kura – kura ( Akupa ) sebagai dasar Gunung Mandara.
-         Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung.

Para Dewa memegang ekor dan para Daitya memegang bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa  Ciwa.
 Setelah bekerja dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut – turut keluar : Ardha Candra ( bulan sabit), Dewi sri dan Laksmini, Kuda Ucaisrawah ( Kuda Terbang ),  Kustuba Mani ( Pohon Kebahagian ) dan yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang membawa Tirta Amertha. Kisah mencari air Amartha inilah yang kemudian direfleksikan pada wujud monument ini, dengan penjelasan sebagai berikut :
1.      Guci Amartha disimbolkan dengan Swamba ( periuk ) yang terletrak pada ujung atas monument.
2.      Ekor Naga Basuki diwujudkan di dekat periuk.
3.      Kepala Naga diwujudkan pada Kori Agung.
4.      Bedawang Nala (Akupa) sebagai Landasan Monumen terletak pada pinggiran telaga dan kepalanya pada Kori Agung.
5.      Ksirarnawa (Lautan Susu) sebagai kolam yang mengelilingi monument.
6.      Gunung Mandara ( Mandara Giri ) sebagai bentuk keseluruhan bangunan monument.


Secara filosofi, para penggegas monument ini berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan  kerja keras, tekun, ulet, dan gotong royong seperti yang dikisahkan ketika para Dewa dan Daitya secara bersama – sama mencari kehidupan abadi.

Lambang yang menggambarkan nilai kejuangan dan jiwa nasionalisme dari monument ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung ( pintu utama ) berjumlah 17 buah, Tiang Agung  yang terdapat dalam gedung berjumlah 8 buah, dan Tinggi monument dari dasar hingga uncak 45 meter. Sehingga apa bila angka tersebut dirangkai, maka tersusun angka 17, 8 dan 45 yang menunjukan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.

1.4              Letak dan Bentuk.

Monumen perjuangan Rakyat Bali dibangun diareal Niti Mandala Denpasar, di Lapangan Puputan Margarana yang luasnya 13,8 hektar. Luas bangunan 70 x 70 meter.
Bangunan monument menyerupai Bajra ( genta )yang tinggi dan menjulang. Dinding dibuat dengan system tulang beton cord an dilapisi dengan batuan andesit (lahar) .
Secara Horisontal susunan bangunan monument berbentuk bujur sangkar yang mengacu pada Konsep Tri Mandala yaitu :

1.      Nista Mandala ( Jaba Sisi ), diwujudkan dalam bentuk pelataran luar yang mengelilingi monument yang dilengkapi  dengan jalan setapak, pertanaman, tempat duduk serta untuk kegiatan olah raga.
2.      Madia Mandala ( Jaba Tengah ), yang berada dilapis  kedua merupakan sebuah pelataran yang dikelilingi oleh pagar bangunan yang dilengkapi pintu gerbang (candi bentar) pada keempat sisi arah mata angin.
3.      Utama Mandala ( Jeroan ), merupakan inti bangunan, terdapat gedung utama yang dikelilingi oleh telaga, Jalan setapak dan bale bengong yang berada pada setiap sudut.

Secara vertikal  monumen ini juga tebagi menjadi 3 bagian yang mengacu pada konsep Tri Angga yaitu :

1.      Nistaning Utama Mandala ( nistaning angga ) adalah lantai gedung monumen yang  terbawah. Pada bagian ini terdapat Ruang Informasi, Ruang Pameran, Ruang Perpustakaan, Ruang Rapat, Toko Cinderamata, dan Toilet. Di tengah lantai ini terdapat  telaga yang dinamai Puser Tasik. Dengan 8 tiang agung, dan jalan tangga naik merupakan Tapak Dara.
2.      Madianing utama Mandala ( madianing angga ) adalah lantai tengah atau lantai dua yang dimanfaatkan untuk penempatan 33 unit Diorama yaitu tempat dipajangkanya miniatur Perjuangan Rakyat Bali dari masa ke masa.
3.      Utamaning Utama Mandala ( utamaning angga ) adalah lantai teratas yang berfungsi sebagi ruang peninjauan dan tempat merenung sambil menikmati suasana keindahan di sekeliling Monumen.

PENJABARAN DIORAMA

1.   BALI PADA MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN ( 3000 SM)

Rekonstruksi Diorama  : Tamapak manuasia purba Pithecanthropus Erectus sedang berburu babi hutan dengan peralatan kapak genggam dan memetik buah – buahan.

2.      BALI PADA MASA PERUNDAGIAN ( 2000 SM )
Rekonstruksi Diorama        :  Masyarakat pada masa ini sudah mengenal sistem penguburan yang mayatnya disimpan dalam sarkofagus dan juga telah mengerjakan pengecoran nekara perunggu dan membuat gerabah dari tanah liat, serta di kejauhan terlihat sebuah menhir.

3.            STUPIKA DAN PRASASTI SUKAWANA ( 778 M)
Rekonstruksi Diorama  : Para pertapa sedang bersemedi di ceru – ceruk, dan terlihat  pula prasasti dan stupika.
4.            SRI MARKANDEYA ( ABAD 8 M )
Rekonstruksi Diorama ; Rsi Markandeya sedang menyerahkan  ( Panca Datu ) kepada pengiringnya, dengan latar bale Agung di desa Taro dan tampak beberapa lembu putih yang disecikan.

5.            SRI KESARI WARNADEWA ( 914 M)
Rekontruksi Diorama : Sri Kaseri Marmadewa sedang menyaksikan para sangging sedang menata tulisan pada tugu “ Jayastamba ” untuk menandai kemenangan ekspedisi dangan jung / perahu di Blanjong Desa Sanur.

6.      GANAPRIYA DHARMAPATNI DAN SUAMINYA DHARMODAYANA WARMADEWA ( 986 – 1011 M )
Rekonsruksi Diorama         : Gunapriya Dharmapati bersama suaminya Dharmodayana Warmadewa sedang  di hadap oleh para pembesar kajian di balairung.

7.      KONSEP  KAHAYANG TIGA DARI EMPU KUTURAN ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama         : Tampak bale agung symbol pura desa, Meru symbol pura Pesuh, dan Bangunan Gedong / Mrajapati sebagai simbul dari pura Dalem.

8.      KEHIDUPAN BANJAR ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama         : Suasana pertemuan Balai Banjar yang dipimpin oleh kelian Banar yang dihadiri oleh para penjuru, ( pengurus ) Banjar dan Karma (anggota) banjar.

9.      SISITEM SUBUK ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama         : Pembagian air dalam system irigasi tradisional yang dipimpin oleh kelian subak beserta pengursnya. Tampak pula pura Ulunsuwi sebagai unsure parahyangan dalam konsep Tri Hita Karana.



10.    SRI ASTA SURA RATNA BUMI BANTEN ( TAHUN 1338 M )
Rekonsruksi Diorama      : Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten sedang di hadapi oleh patih Gajah Mada dari kerajaan Majapahit Jawa Timur, Tampak Kebo Iwa sedang memimpin pembangunan Bale Agung.

11.    PENOBATAN SRI KRESNA KAPAKISAN ( 1347 – 1350 M )
Rekonsruksi Diorama         : Patih Gajah Mada mempersembahkan Keris Ki Durga Dungkul kehadapan Sri Kresna Kepakisan sebahai Adipati di Bali atas restu Raja Majapahit.

12.    PEMBANGUN PURA DASAR GELGEL      ( ABAD 14 M )
Rekonsruksi Diorama         :  Untuk mempersatukan semua lapisan masyarakat di bali, Dalem Ketut Ngulesir memerintah untuk bangunan Pura Dasar Gelgel.

13     DALEM WATURENGGONG ( 1460 – 1550 M )
Rekonsruksi Diorama         : Pada masa pemerintahan dalem Watu Renggong, Kasusastran mengalami kejayaan, Tampak Raja beserta pejabat kerajaan sedang menyalsikan pembacaan lontar dan berbagai atraksi kesenian.

14.    DANG HYANG NIRARTHA ( 1489 M )
Rekonsruksi Diorama         : Dang Hyang Nirartha sedang membaca hasil karya Nusa Dua sambil menikmati keindahan alam sekitar. Tampak bangunan Candi, Padmasana dan Gunung Agung.

15.    MASA KEJAYAN KERAJAAN DI BALI ( ABAD 17 – 19 M )
Rekonsruksi Diorama         : Peninggalan masa kerajaan antara lain : Kertagosa di klungkung, Taman Sukasada di Ujung Karangasem dan patung Singa Ambara Raja Di Buleleng.



16.    PATIH JELANTIK MEROBEK SURAT GUBERNUR JENDRAL ( 1846 M )
Rekonsruksi Diorama :  Patih I Gusti Ketut Djelantik dari kerajaan Buleleng sedang merobek surat Gubernur Jendral dengan keris di depan Raja Klungkung dan utusan Belanda.

17.    PERANG JAGARAGA ( 1848 – 1849 M )
Rekonsruksi Diorama         : Perlawanan rakyat Buleleng di bawah Pimpinan Patih Djelantik melawan tentara belanda  di depan Benteng Jagaraga di Desa Jagaraga wilayah kerajaan Buleleng.

18.    PERANG KUSAMBA ( 1849 M )
Rekonsruksi Diorama         : Laskar Kusamba Kerjaan Klungkung di bawah pimpinan I Dewa Agung Putra Kusumba menyerang kubu pertahanan Belanda yang di dekat pesisir pantai Kusumba. Dalam penyerangan ini jendral Michiels terbunuh.

19.    PERLAWANAN RAKYAT BANJAR ( 1868 M )
Rekonsruksi Diorama         : Perang frontal antar Laskar Banjar Kerajaan Buleleng di bawah pimpinan Ida Made Rai melawan Belanda yang berakhir dengan kemenang di pihak belanda.

20.    PUPUTAN BANDUNG ( 1906 )
Rekonsruksi Diorama         : Raja Bandung Bersama semu keluarga dan rakyatnya dengan pakaian serba putih bertekat untuk melawan belanda samapi mati. Tekat seperti itu dikenal dengan istilah “ PUPUTAN “

21.    PERSIAPAN SAGUNG WAH BERSAMA BELANDA ( 1906 )
Rekonsruksi Diorama         : Tampak Sagung Wah sedang membakar semangat dan memberi perintah kepada lascar tabanan di Desa Wongaya  Gede untuk meng hadapi serangan tentara Belanda.


22.    PUPUTAN KLUNGKUNG ( 1908 )
Rekonsruksi Diorama         : Perang antara lascar Kerajaan Klungkung melawan serdadu Belanda di depan puri klungkung / kraton hampir semua keluarga Raja gugur bersama pengingnya.

23.    BANGKITNYA ORGANISASI PEMUDA  ( 1942 – 1945 )
Rekonsruksi Diorama         : Tampak para pemimpin pemuda pada kalangan guru, pegawai, dan tokoh masyarakat sedang rapat disalh satu ruangan sekolah di Buleleng.

24.     BALI DI BAWAH FASISME JEPANG ( 1942 – 1945 )
Rekonsruksi Diorama        : Rakyat Bali melakukan kerja paksa ( ROMUSA ) di bawah siksaan tentara jepang, antara lain pembuatan jalan dan mengangkut barang – barang untuk kebutuhan perang dengan sekutu di Samudra pasifik ( PD II )

25.     MENYEBARLUASKAN BERITA PROKLAMASI ( 1945 )
Rekonsruksi Diorama        : Mr.Puja sebagi gubernur provinsi sunda kecil berdiri menyerahkan surat mandat kepada Mensaibu ( Penguasa Jepang ) dan saat itu juga dilakukan pengibaran bendera Merah Putih.

26.     PUSAT KOMANDOPEMUDA REPUBLIK INDONESIA ( SEPTEMBER 1945 )
Rekonsruksi Diorama        : Tampak beberapa pemuda bersemangat memekikan salam “ MERDEKA “ dan mengibarkan bendera merah putih dialun – alun Lapangan Puputan Bandung Denpasar.

27.     PERISTIWA BENDERA DIPELABUHAN BULELENG ( 27 OKTOBER 1945 )
Rekonsruksi Diorama        : Tanggal 27 Oktober 1945 terjadi tembak menembak antara tentara Belanda yang membonceng sukutu dari atas kapal “ Abraham Griijn “ dengan pemuda di pelabuhan Buleleng.Pada peristiwa ini pemuda I Ketut Merta Gugur.



28.     PERTEMPURAN LAUT DI SELAT BALI ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama        : Pertempuran diselat bali antara pasuka Pemuda di bawah Kapten Markadi melawan tentara Belanda tanggal 5 Maret 1946.

29.     SERANGAN TERHADAP TENTARA NICA ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama        : Penyerbuan terhadap Tangsi NICA ( Netheland Indies Civil Administration ) yang berada di tangsi kayumas Kota Denpasar, Salah seorang pemuda Ida Bagus Japa Gugur dalam peristiwa tersebut.

30.     PEMBENTUKAN DEWAN PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA SUNDA KECIL ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama        : Pada tanggal 16 April 1946 dirumah I Dewa Nyoman Jehem Di mundung Malang Tabanan Diadakan rapat untuk pembentukan DPRI SUNDA KECIL di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai.

31.     PERTEMPURAN TANAH ARON ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama        : DiTanah Aron Yang terletak di lereng gunung Agung Karangasem terjadi pertempuran hebat antara pasukan Ngurah Rai ( Ciung Wanara ) melawan Pasukan NICA. Dalam pertempuran tersebut banyak Sekutu NICA yang tewas, sedangkan dipihak Ngurah Rai semuanya selamat.

32.     PERTEMPURAN MARGA / PUPUTAN MARGARANA ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama        : Pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuran sengit antara pasukan Cuing Wanara di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Belanda, pada bersamaan pasukannya ( PUPUTAN ).

33.     BALI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN ( 1950 – 1975 )
Rekonsruksi Diorama        : Pembangun daerah Bali berlandaskan kebudayaan yang dijiwai oleh Agama Hinduyang dimana pembangunan dilaksanankan dalam berbagai bidang seperti Pariwisata, Pertanian ( agribisnis ), Pendidikan ( Kampus Udayana ), serta kebudayaan ( Taman werdhi Budaya ).
PENUTUP

Monument Perjuangan Rakyat bali ini merupakan salah satu wujud fisik dari implementasi penghargaan generasi muda terhadap jerih payah perjuanagn para pahlawan Bali melawan penjajah. Sebagai monument  ia hanya benda mati yang tidak mungkin akan  berteriak manakala meligat bangsanya tercabik – cabik, namum sebagai generasi muda mengisi monument tersebut dalam bnetuk menghayati dan mengamalkan nilai – nilai luhur yang ditinggalkan oleh para pahlawan tersebut, Akan sia – sia pengorbanan para pahlawan tersebut, apabila kita tidak memakai pengorbanan tersebut dengan sebuah perjuangan untuk membangun bangsa ini lebih beradab didalam di dalam pergaulan internasional.








NB :    DIKUTIP DARI BUKU PENDUAN MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI TAHUN 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar