MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI
1.1
LATAR
BELAKANG
Perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah
Belanda terjadi hampir di seluruh Wilayah Republik Indonesia . Tekanan dan penindasan
yang dilakukan secara sewenang – wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan
berbagai pemberontakan di berbagai wilayah kerajaan maupun kesultanan yang
berada dibawah kekuasan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah
pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat “devide
et impera “ yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau
kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga Raja dengan Raja, Raja
dengan Rakyat, dan Rakyat dengan Rakyat.
Pulau Bali merupakan salah satu baris perjuangan melawan
belanda, antara lain yang tekenal adalah Perang
Jagaraga tahun 1848 – 1849 di buleleng, Perang Kusamba tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banajar tahun 1968, Perang Puputan Bandung tahun 1906 yang dilancarakan oleh
raja bandung,Puputan Klungkung
tahun 1908 dan juga Perang Puputan
Margarana di desa Marga Tabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta
Laskar Ciung Wanara yang telah melakukan perang habis – habisan ( puputan )
melawan belanda pada Tahun 1946.
Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang
mendalam bagi rakyat bali, sehingga untuk mengenang jasa – jasanya didirikannya
monument, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya.Pemebiran
penghargaan jasa beliau tersebut semata – mata karena beliau telah memberikan
teladan kepada generasi muda dalam perjuangaan membela kemerdekaan yang
dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang bali
diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monument agung yang berlokasi di area Niti
Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali .
Apa yang disajikan di dalam monument ini, adalah
mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah
kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat
dalam rangka meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai –
nilai patriotik yang ditunjukan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan
seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa
pernah mengharap balas jasa.
Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang
generasi muda bernama Ida Bagus Gede
Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan
arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar . Beliau berhasil
memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen
Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada than 1981 dengan menyisihkan para
arsitek senionya yang ada diBali.
Setelah dilakukan penyempurnaan rancangan pada gambar,
pada bulan Agustus 1988 melalu anggaran Pemerintah Daerah Propinsi Bali dilakukan
peletakan batu pertama, sebagi tanda dimulainya
pembangunan monument. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan
karena terjadi diaprisiasi uang Rupiah 1997, akhirnya monument ini dapat
diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembangunan masih dilanjutkan
dengan pembuatan diorama yang
menggambarakan sejarah orang bali dari masa kemasa. Selain diorama juga
dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monument ini, yang
secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.
Pada tanggal 14
Juni 2003, bersamaan dengan pembukaan pesta kesenian bali ke 25 tahun 2003,
Presiden RI Megawati Soekarno Putri
telah berkenan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat itu monument dapat di kunjungi oleh
masyarakat umum. Hanya bangsa yang besar
yang menghargai sejarah bangsanya “ serta “ JASMERAH “ ( JAngan Sekali – kali MElupakan sejaRAH ),
itulah sepenggal kalimat singkat yang diucapkan oleh Presiden Pertama RI
yaitu Ir.Soekarno. Sebuah kalimat
yang penuh makna serta luas pengertiannya. Kalimat tersebut bila diuraikan salah satu butirnya adalah memberikan isyarat
terpenting bagi generasi muda dengan segala aspek kemajuan yang diperolehnya
tidak terlepas dari pondasi yang dibuat oleh generasi pendahulu. Artinya pula
bahwa ada ikatan batin dan tanggung jawab moral yang harus tetap dilanjutkan
oleh bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan.
1.2
Maksud
dan Tujuan
Maksud
pembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Bali adalah untuk
merekontruksi kembali peristiwa – peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi
di Bali , sehingga apa yang tersirat didalamnya
lebih mudah di apresiaiakan oleh generasi muda.
Tujuannya adalah
untuk mengabadikan jiwa perjuangan Rakyat Bali dari masa ke masa dan mewariskan
semangat patriotisme dalam wujud rela berkorban, Cinta tanah air, Cinta
persatuan, dan kesatuan, cinta perdamaiana kebersamaan kepada generasi penerus
bangsa dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
1.3
Dasar
Falsafah
Monumen perjuangan Rakyat Bali
merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambing Purusa ( pria
), sedangkan Yoni adalah Lambang Pradana ( wanita ). Pertemuan antara dua
unsure tersebut merupakan symbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain Falsafah
Lingga – Yoni. Monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah pemutaran Mandara
Giri (gunung Mandara )di Ksirarnawa ( Laut Susu ). Kisah ini bersumer dari
kitab Adi Purwa Yaitu Parwa pertama dari Epos Mahabarata. Diceritakan bahwa
para Dewa dan Daitya / Raksasa mencari Tirta Amertha ( air kehidupan abadi )
dengan jalan memutas Gunung Mandara di Ksirarnawa.
Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara ( Mandara
Giri ) diatur sebagi berikut ;
-
Kura – kura ( Akupa )
sebagai dasar Gunung Mandara.
-
Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung.
Para Dewa memegang ekor dan para Daitya memegang
bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa Ciwa.
Setelah bekerja
dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut – turut keluar : Ardha
Candra ( bulan sabit), Dewi sri dan Laksmini, Kuda Ucaisrawah ( Kuda Terbang ),
Kustuba Mani ( Pohon Kebahagian ) dan
yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang membawa Tirta Amertha. Kisah mencari
air Amartha inilah yang kemudian direfleksikan pada wujud monument ini, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1.
Guci Amartha
disimbolkan dengan Swamba ( periuk ) yang terletrak pada ujung atas monument.
2.
Ekor Naga Basuki
diwujudkan di dekat periuk.
3.
Kepala Naga
diwujudkan pada Kori Agung.
4.
Bedawang Nala
(Akupa) sebagai Landasan Monumen terletak pada pinggiran telaga dan
kepalanya pada Kori Agung.
5.
Ksirarnawa
(Lautan Susu) sebagai kolam yang mengelilingi monument.
6.
Gunung Mandara (
Mandara Giri ) sebagai bentuk keseluruhan bangunan monument.
Secara filosofi, para penggegas monument ini
berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai
suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan
kerja keras, tekun, ulet, dan gotong royong seperti yang dikisahkan
ketika para Dewa dan Daitya secara bersama – sama mencari kehidupan abadi.
Lambang yang menggambarkan nilai kejuangan dan jiwa
nasionalisme dari monument ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung ( pintu
utama ) berjumlah 17 buah, Tiang Agung
yang terdapat dalam gedung berjumlah 8 buah, dan Tinggi monument dari
dasar hingga uncak 45 meter. Sehingga apa bila angka tersebut dirangkai, maka
tersusun angka 17, 8 dan 45 yang menunjukan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi
Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.
1.4
Letak dan
Bentuk.
Monumen perjuangan Rakyat Bali
dibangun diareal Niti Mandala Denpasar, di Lapangan Puputan Margarana yang
luasnya 13,8 hektar. Luas bangunan 70 x 70 meter.
Bangunan monument menyerupai Bajra ( genta )yang
tinggi dan menjulang. Dinding dibuat dengan system tulang beton cord an
dilapisi dengan batuan andesit (lahar) .
Secara Horisontal
susunan bangunan monument berbentuk bujur sangkar yang mengacu pada Konsep Tri Mandala yaitu :
1.
Nista Mandala (
Jaba Sisi ), diwujudkan dalam bentuk pelataran luar yang mengelilingi
monument yang dilengkapi dengan jalan
setapak, pertanaman, tempat duduk serta untuk kegiatan olah raga.
2.
Madia Mandala (
Jaba Tengah ), yang berada dilapis
kedua merupakan sebuah pelataran yang dikelilingi oleh pagar bangunan
yang dilengkapi pintu gerbang (candi bentar) pada keempat sisi arah mata angin.
3.
Utama Mandala (
Jeroan ), merupakan inti bangunan, terdapat gedung utama yang dikelilingi
oleh telaga, Jalan setapak dan bale bengong yang berada pada setiap sudut.
Secara vertikal
monumen ini juga tebagi menjadi 3 bagian yang mengacu pada konsep Tri
Angga yaitu :
1.
Nistaning Utama
Mandala ( nistaning angga ) adalah lantai gedung monumen yang terbawah. Pada bagian ini terdapat Ruang
Informasi, Ruang Pameran, Ruang Perpustakaan, Ruang Rapat, Toko Cinderamata,
dan Toilet. Di tengah lantai ini terdapat
telaga yang dinamai Puser Tasik. Dengan 8 tiang agung, dan jalan tangga
naik merupakan Tapak Dara.
2.
Madianing utama
Mandala ( madianing angga ) adalah lantai tengah atau lantai dua yang dimanfaatkan
untuk penempatan 33 unit Diorama yaitu tempat dipajangkanya miniatur Perjuangan
Rakyat Bali dari masa ke masa.
3.
Utamaning Utama
Mandala ( utamaning angga ) adalah lantai teratas yang berfungsi sebagi
ruang peninjauan dan tempat merenung sambil menikmati suasana keindahan di
sekeliling Monumen.
PENJABARAN DIORAMA
1. BALI PADA
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN ( 3000 SM)
Rekonstruksi Diorama
: Tamapak manuasia purba Pithecanthropus Erectus sedang berburu babi
hutan dengan peralatan kapak genggam dan memetik buah – buahan.
2. BALI PADA MASA PERUNDAGIAN ( 2000 SM )
Rekonstruksi Diorama : Masyarakat pada masa ini sudah mengenal
sistem penguburan yang mayatnya disimpan dalam sarkofagus dan juga telah
mengerjakan pengecoran nekara perunggu dan membuat gerabah dari tanah liat,
serta di kejauhan terlihat sebuah menhir.
3.
STUPIKA DAN
PRASASTI SUKAWANA ( 778 M)
Rekonstruksi Diorama
: Para pertapa sedang bersemedi di ceru
– ceruk, dan terlihat pula prasasti dan
stupika.
4.
SRI
MARKANDEYA ( ABAD 8 M )
Rekonstruksi Diorama ; Rsi Markandeya sedang
menyerahkan ( Panca Datu ) kepada
pengiringnya, dengan latar bale Agung di desa Taro dan tampak beberapa lembu
putih yang disecikan.
5.
SRI KESARI
WARNADEWA ( 914 M)
Rekontruksi Diorama : Sri Kaseri Marmadewa sedang
menyaksikan para sangging sedang menata tulisan pada tugu “ Jayastamba ” untuk
menandai kemenangan ekspedisi dangan jung / perahu di Blanjong Desa Sanur.
6. GANAPRIYA DHARMAPATNI DAN SUAMINYA
DHARMODAYANA WARMADEWA ( 986 – 1011 M )
Rekonsruksi Diorama :
Gunapriya Dharmapati bersama suaminya Dharmodayana Warmadewa sedang di hadap oleh para pembesar kajian di
balairung.
7. KONSEP KAHAYANG TIGA DARI EMPU KUTURAN ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama :
Tampak bale agung symbol pura desa, Meru symbol pura Pesuh, dan Bangunan Gedong
/ Mrajapati sebagai simbul dari pura Dalem.
8. KEHIDUPAN BANJAR ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama :
Suasana pertemuan Balai Banjar yang dipimpin oleh kelian Banar yang dihadiri
oleh para penjuru, ( pengurus ) Banjar dan Karma (anggota) banjar.
9. SISITEM SUBUK ( ABAD 11 M )
Rekonsruksi Diorama :
Pembagian air dalam system irigasi tradisional yang dipimpin oleh kelian subak
beserta pengursnya. Tampak pula pura Ulunsuwi sebagai unsure parahyangan dalam
konsep Tri Hita Karana.
10. SRI ASTA SURA RATNA BUMI BANTEN ( TAHUN 1338
M )
Rekonsruksi Diorama :
Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten sedang di hadapi oleh patih Gajah Mada dari
kerajaan Majapahit Jawa Timur, Tampak Kebo Iwa sedang memimpin pembangunan Bale
Agung.
11. PENOBATAN SRI KRESNA KAPAKISAN ( 1347 – 1350
M )
Rekonsruksi Diorama :
Patih Gajah Mada mempersembahkan Keris Ki Durga Dungkul kehadapan Sri Kresna
Kepakisan sebahai Adipati di Bali atas restu
Raja Majapahit.
12. PEMBANGUN PURA DASAR GELGEL ( ABAD 14 M )
Rekonsruksi Diorama : Untuk mempersatukan semua lapisan masyarakat
di bali, Dalem Ketut Ngulesir memerintah untuk bangunan Pura Dasar Gelgel.
13 DALEM WATURENGGONG ( 1460 – 1550 M )
Rekonsruksi Diorama :
Pada masa pemerintahan dalem Watu Renggong, Kasusastran mengalami kejayaan,
Tampak Raja beserta pejabat kerajaan sedang menyalsikan pembacaan lontar dan
berbagai atraksi kesenian.
14. DANG HYANG NIRARTHA ( 1489 M )
Rekonsruksi Diorama :
Dang Hyang Nirartha sedang membaca hasil karya Nusa Dua sambil menikmati
keindahan alam sekitar. Tampak bangunan Candi, Padmasana dan Gunung Agung.
15. MASA KEJAYAN KERAJAAN DI BALI
( ABAD 17 – 19 M )
Rekonsruksi Diorama :
Peninggalan masa kerajaan antara lain : Kertagosa di klungkung, Taman Sukasada
di Ujung Karangasem dan patung Singa Ambara Raja Di Buleleng.
16. PATIH JELANTIK MEROBEK SURAT GUBERNUR JENDRAL ( 1846 M )
Rekonsruksi Diorama : Patih I Gusti Ketut Djelantik dari kerajaan
Buleleng sedang merobek surat
Gubernur Jendral dengan keris di depan Raja Klungkung dan utusan Belanda.
17. PERANG JAGARAGA ( 1848 – 1849 M )
Rekonsruksi Diorama :
Perlawanan rakyat Buleleng di bawah Pimpinan Patih Djelantik melawan tentara
belanda di depan Benteng Jagaraga di
Desa Jagaraga wilayah kerajaan Buleleng.
18. PERANG KUSAMBA ( 1849 M )
Rekonsruksi Diorama :
Laskar Kusamba Kerjaan Klungkung di bawah pimpinan I Dewa Agung Putra Kusumba
menyerang kubu pertahanan Belanda yang di dekat pesisir pantai Kusumba. Dalam
penyerangan ini jendral Michiels terbunuh.
19. PERLAWANAN RAKYAT BANJAR ( 1868 M )
Rekonsruksi Diorama :
Perang frontal antar Laskar Banjar Kerajaan Buleleng di bawah pimpinan Ida Made
Rai melawan Belanda yang berakhir dengan kemenang di pihak belanda.
20. PUPUTAN BANDUNG ( 1906 )
Rekonsruksi Diorama :
Raja Bandung Bersama semu keluarga dan rakyatnya dengan pakaian serba putih
bertekat untuk melawan belanda samapi mati. Tekat seperti itu dikenal dengan
istilah “ PUPUTAN “
21. PERSIAPAN SAGUNG WAH BERSAMA BELANDA ( 1906
)
Rekonsruksi Diorama :
Tampak Sagung Wah sedang membakar semangat dan memberi perintah kepada lascar
tabanan di Desa Wongaya Gede untuk meng
hadapi serangan tentara Belanda.
22. PUPUTAN KLUNGKUNG ( 1908 )
Rekonsruksi Diorama :
Perang antara lascar Kerajaan Klungkung melawan serdadu Belanda di depan puri
klungkung / kraton hampir semua keluarga Raja gugur bersama pengingnya.
23. BANGKITNYA ORGANISASI PEMUDA ( 1942 – 1945 )
Rekonsruksi Diorama :
Tampak para pemimpin pemuda pada kalangan guru, pegawai, dan tokoh masyarakat
sedang rapat disalh satu ruangan sekolah di Buleleng.
24. BALI DI
BAWAH FASISME JEPANG ( 1942 – 1945 )
Rekonsruksi Diorama :
Rakyat Bali melakukan kerja paksa ( ROMUSA ) di bawah siksaan tentara jepang,
antara lain pembuatan jalan dan mengangkut barang – barang untuk kebutuhan
perang dengan sekutu di Samudra pasifik ( PD II )
25. MENYEBARLUASKAN BERITA PROKLAMASI ( 1945 )
Rekonsruksi Diorama :
Mr.Puja sebagi gubernur provinsi sunda kecil berdiri menyerahkan surat mandat kepada
Mensaibu ( Penguasa Jepang ) dan saat itu juga dilakukan pengibaran bendera
Merah Putih.
26. PUSAT KOMANDOPEMUDA REPUBLIK INDONESIA
( SEPTEMBER 1945 )
Rekonsruksi Diorama :
Tampak beberapa pemuda bersemangat memekikan salam “ MERDEKA “ dan mengibarkan
bendera merah putih dialun – alun Lapangan Puputan Bandung Denpasar.
27. PERISTIWA BENDERA DIPELABUHAN BULELENG ( 27
OKTOBER 1945 )
Rekonsruksi Diorama :
Tanggal 27 Oktober 1945 terjadi tembak menembak antara tentara Belanda yang
membonceng sukutu dari atas kapal “ Abraham Griijn “ dengan pemuda di pelabuhan
Buleleng.Pada peristiwa ini pemuda I Ketut Merta Gugur.
28. PERTEMPURAN LAUT DI SELAT BALI
( 1946 )
Rekonsruksi Diorama :
Pertempuran diselat bali antara pasuka Pemuda di bawah Kapten Markadi melawan
tentara Belanda tanggal 5 Maret 1946.
29. SERANGAN TERHADAP TENTARA NICA ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama :
Penyerbuan terhadap Tangsi NICA ( Netheland Indies Civil Administration ) yang
berada di tangsi kayumas Kota Denpasar, Salah seorang pemuda Ida Bagus Japa
Gugur dalam peristiwa tersebut.
30. PEMBENTUKAN DEWAN PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA
SUNDA KECIL ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama :
Pada tanggal 16 April 1946 dirumah I Dewa Nyoman Jehem Di mundung Malang
Tabanan Diadakan rapat untuk pembentukan DPRI SUNDA KECIL di bawah pimpinan
Letkol I Gusti Ngurah Rai.
31. PERTEMPURAN TANAH ARON ( 1946 )
Rekonsruksi Diorama :
DiTanah Aron Yang terletak di lereng gunung Agung Karangasem terjadi
pertempuran hebat antara pasukan Ngurah Rai ( Ciung Wanara ) melawan Pasukan
NICA. Dalam pertempuran tersebut banyak Sekutu NICA yang tewas, sedangkan
dipihak Ngurah Rai semuanya selamat.
32. PERTEMPURAN MARGA / PUPUTAN MARGARANA (
1946 )
Rekonsruksi Diorama :
Pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuran sengit antara pasukan Cuing
Wanara di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Belanda,
pada bersamaan pasukannya ( PUPUTAN ).
33. BALI DALAM
MENGISI KEMERDEKAAN ( 1950 – 1975 )
Rekonsruksi Diorama :
Pembangun daerah Bali berlandaskan kebudayaan yang dijiwai oleh Agama Hinduyang
dimana pembangunan dilaksanankan dalam berbagai bidang seperti Pariwisata,
Pertanian ( agribisnis ), Pendidikan ( Kampus Udayana ), serta kebudayaan ( Taman werdhi Budaya ).
PENUTUP
Monument
Perjuangan Rakyat bali ini merupakan salah satu wujud fisik dari implementasi
penghargaan generasi muda terhadap jerih payah perjuanagn para pahlawan Bali melawan penjajah. Sebagai monument ia hanya benda mati yang tidak mungkin akan berteriak manakala meligat bangsanya tercabik
– cabik, namum sebagai generasi muda mengisi monument tersebut dalam bnetuk
menghayati dan mengamalkan nilai – nilai luhur yang ditinggalkan oleh para
pahlawan tersebut, Akan sia – sia pengorbanan para pahlawan tersebut, apabila
kita tidak memakai pengorbanan tersebut dengan sebuah perjuangan untuk
membangun bangsa ini lebih beradab didalam di dalam pergaulan internasional.
NB : DIKUTIP DARI BUKU PENDUAN MONUMEN PERJUANGAN
RAKYAT BALI TAHUN 2007